Eliston Fransiskus Nadeak

Eliston Fransiskus Nadeak
"Sahabat bukanlah matematika yang dapat dihitung nilainya, Ekonomi yang mengharapkan banyak materi, Pancasila yang dituntut oleh undang-undang, tetapi Sahabat adalah Sejarah yang dapat dikenang sepanjang masa"

Kamis, 28 Oktober 2010

Demokratisasi Penyiaran untuk Perkuat NKRI

Jakarta - Demokratisasi penyiaran lewat sistem penyiaran berjaring akan semakin memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebabnya, dengan sistem yang memuat program-program lokal itu, masyarakat daerah juga akan mendapat manfaat ekonominya.

Ketua dan Dewan Pendiri Masyarakat Pers dan Penyiaran Indonesia (MPPI), Kukuh Sanyoto mengatakan dalam sistem penyiaran yang terpusat, uang iklan hanya akan mengalir ke Jakarta. "Sementara masyarakat di luar Jakarta hanya menjadi penonton," kata Kukuh dalam Seminar Nasional 'Media dan Nasionalisme' di kampus Universitas Uhamka, Kebayoran Baru, Kamis (28/10/2010).

Menurutnya, sentralisasi sistem penyiaran dengan hanya menggunakan stasiun-stasiun di daerah seperti yang terjadi di Indonesia sekarang, lazimnya hanya terjadi di negara-negara otoriter yang memang dicirikan oleh pemusatan kekuasaan.

Ia menjelaskan, media penyiaran beroperasi dengan menggunakan frekuensi yang jumlahnya terbatas. Karenanya, frekuensi sebagai ranah publik harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat yang berdaulat atas frekuensi tersebut.

"Jadi, misalnya, frekuensi siaran di Jawa Barat, harus digunakan untuk kepentingan publik masyarakat Jawa Barat," kata Kukuh menambahkan siaran nasional bisa dilakukan dengan perantara jaringan stasiun televisi yang bersangkutan di daerah-daerah.

"Dengan sistem yang tersentralisasi sekarang, segenap keuntungan ekonomi hanya terserap di Jakarta," kritiknya.

Pemimpin Redaksi Liputan 6 SCTV, Don Bosco Selamun mengakui media saat ini tengah berada di persimpangan jalan antara menjadi institusi pengakselerasi demokrasi dengan institusi bisnis.

"Media sekarang itu ada pada dua kaki, idealnya memang sebagai instrumennya demokrasi, tapi di sisi lain media sudah menjadi institusi bisnis yang sangat luar biasa," kata Don Bosco.

Don Bosco mengungkapkan, uang yang beredar di media dalam tahun ini saja sudah lebih dari Rp 60 triliun. Tahun depan diprediksi akan mengalami pertumbuhan sebanyak 19 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar